MANOKWARI, PAPUAKITA.com—DPR Provinsi Papua Barat (DPRP PB) menginisiasi pembahasan satu rancangan peraturan daerah (Raperda) baru mengenai pengembangan dan perlindungan situs-situs keagamaan. Paripurna usul judul akan digelar sebelum pembahasan KUA–PPAS 2026.
“Perda ini merupakan inisiatif DPR dan diusulkan langsung oleh Bapemperda. Kami sudah menyurat kepada pimpinan dan seluruh anggota DPR serta gubernur untuk menggelar paripurna usul judul sebelum sidang KUA–PPAS 2026 dibahas bulan ini,” ujar Ketua Bapemperda DPR Papua Barat, Amin Ngabalin, kepada wartawan di RSUP Papua Barat, Rabu 13 November 2025.
Amin menjelaskan, setelah paripurna usul judul, Bapemperda akan memilah judul mana yang menjadi prioritas dan siap untuk masuk ke tahap pembahasan, termasuk dari sisi penganggaran. Jika disepakati, paripurna penetapan judul dalam Propemperda akan segera dilaksanakan.
Ia mengatakan, tujuan penetapan judul sebelum sidang KUA–PPAS 2026 adalah agar kebutuhan anggaran untuk penyusunan Raperda dapat dimasukkan dalam APBD induk tahun 2026. Menurutnya, Bapemperda telah mengajukan usulan dan kini menunggu usulan dari pemerintah daerah.
“Teman-teman DPR baru selesai reses, jadi kita lihat nanti. Tetapi saya pastikan perlindungan, pengembangan, dan pelestarian situs-situs keagamaan pasti masuk dalam anggaran APBD 2026,” ujarnya.
Amin menyebut dasar penyusunan perda ini adalah keunikan sejarah Papua Barat sebagai wilayah pertama masuknya tiga agama samawi di tanah Papua: Islam, Yahudi, dan Nasrani. Karena itu, ia menilai perlu ada payung hukum yang mengatur pengembangan dan perlindungan situs-situs keagamaan tersebut.
“Ini menjadi peluang bagi Papua Barat untuk mengembangkan wisata rohani, sehingga peraturan terkait perlindungannya perlu dibuat,” tuturnya.
Amin mencontohkan beberapa situs yang harus dilestarikan dan dilindungi, seperti Pulau Mansinam, situs Nubuatan Kijne di Teluk Wondama, serta lokasi masuknya Islam pertama di Fakfak. Menurutnya, ketiga situs tersebut memiliki nilai sejarah tinggi dan potensi ekonomi bagi daerah.
“Setiap tahunnya banyak orang datang ke Mansinam, Wondama, dan Fakfak untuk merayakan hari-hari bersejarah itu. Dari situ dapat menjadi potensi PAD bagi daerah,” ujarnya


