MANOKWARI, PAPUAKITA.com—Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Manokwari tengah mengupayakan pengoperasian alat PCR.
Diketahui, alat PCR tersebut memiliki kemampuan membaca sampel dalam sekali pemeriksaan sebanyak 96. Meski demikian, hingga kini alat tersebut belum bisa digunakan akibat belum ada rekomendasi dari Kementerian Kesehatan.
“Kekurangan yang utama itu sebenarnya tinggal menunggu legitimasi dari pusat, sementara kekurangan yang lain itu sambil berjalan bisa kita siapkan
Kalau soal listrik ini sudah ada, tinggal tinggal perlu disiapkan stabilizer karena kita tahu sendiri di Manokwari kondisi kelistrikannya seperti apa, bisa memicu kerusakan alat PCR,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, dr. Alfred Bandaso, Senin (31/8/2020).
Alfred Bandaso yang juga menjabat sebagai Koordinator Bidang Operasi di dalam Gugus Tugas (Gustu) melanjutkan, SDM yang akan mengoperasikan alat PCR juga masih menunggu rekomendasi dari dinas kesehatan provinsi. Jika semua administrasi lengkap, rekomendasi provinsi ini bisa keluar dalam sepekan.
“Tenaganya sudah ada. Ada 4 orang analis kesehatan, 1 dokter umum, dan 1 dokter spesialis patologi klinik. Sekali running 96 sampel terbaca. Kita saat ini punya 1.000 reagen yang stand by,” jelas Bandaso.
Reagen adalah cairan yang digunakan untuk memeriksa infkesi Covid-19 menggunakan alat PCR. Bandaso mengatakan, gustu mengestimasikan pengadaan reagen sebanyak 5.000.
“Kalau target sesuai dengan estimasi minimal itu berkisar 10 persen dari jumlah penduduk, ya sekira 5.000 reagen. Jumlah ini sambil berjalan ke depannya,” ujarnya.
Menurut Bandaso, soal ruangan yang belum digunakan, itu hanya terkendala pada kelengkapan dalam ruangan. “Ruangan isolasi di RSUD ini 4 tempat tidur, ini khusus untuk pasien positif Covid-19 dengan gejala berat,” katanya.
Di sisi lain, Bandaso mengatakan, kujungan pansus DPRD ini menjadi semangat kami tim operasi gustu Covid-19. Sehingga memaksimalkan apa saja yang menjadi kekurangan dengan sistem pencegahan dan penanganan Covid-19.
“Untuk Covid-19 ini kita belum tahu kapan berakhir, masalah kurangan yang ada sudah tergambar dan sudah disusun. Kita akan ajukan melalui refocusing sehingga PCR yang ada bisa running,” ucapnya.
Bandaso menambahkan, RSUD Manokwari menjadi rumah sakit rujukkan penyakit Covid-19 untuk empat (4) wilayah, yakni kabupaten Manokwari, Manokwari Selatan, Pegunungan Arfak, dan Teluk Wondama.
“Biaya perawatan pasien covid-19 sepenuhnya ditanggung oleh APBN. Soal adanya sharing anggaran, itu akan lebih baik jika mau ada seperti itu untuk perawatan pasien,” tutupnya. (ARF)