Pansus Covid-19 DPRD Manokwari Dorong Pemeriksaan Swab Anggota Dewan

MANOKWARI, PAPUAKITA.comSekretaris Pansus Covid-19 DPRD Kabupaten Manokwari, Suriyati Faisal mengatakan, sejumlah anggota dewan telah melakukan kontak erat dengan Ketua Pansus Covid-19, Romer Tapilatu pada Rabu (25/11/2020) lalu.

Romer Tapilatu diketahui positif terpapar Covid-19. Kondisi itu disampaikan oleh Romer langsung melalui akun Facebook-nya pada Jumat siang.

“Sesuai dengan protokol kesehatan, siapa saja yang diketahui telah melakukan kontak erat dengan orang yang positif Covid-19 itu sudah harus di-swab. Swab sudah harus dilakukan minimal 5 hari setelah kontak terjadi. Jadi kalau pemeriksaan rapid tes itu tidak efektif lagi,” ujar Suriyati, Sabtu (28/11/2020).

Sekretaris Pansus Covid-19 DPRD Kabupaten Manokwari, Suriyati Faisal. Dok. Pribadi

Direcanakan sejumlah anggota dewan yang melakukan kontak erat pada rabu lalu, akan melakukan pemeriksaan swab pada Senin (30/11/2020) pekan depan. Agenda pemeriksaan juga, lanjut Suriyati telah dikoordinasikan dengan tim medis.

“Kami itu ada pertemuan di ruang Bapemperda pada Rabu lalu. Pak Romer yang memimpin rapat sekira 30 menit dan diikuti beberapa anggota dewan termasuk saya. Semua yang ikut rapat sudah sepakat swab hari Senin di laboratorium PCR Demas Mandacan di RSU Manokwari,” ujarnya.

“Setelah kita ketahui Pak Romer positif lewat postingan di media sosial, hari ini baru teman-teman yang ikut rapat saling baku kontak. Tetapi tidak ada yang menyampaikan keluhan terkait gejala orang yang terkominasi Covid.-19,” sambung Suriyati.

Upaya tracking dan disinfeksi, menurut Suriyati, sudah dilakukan di lingkungan Sekretariat DPRD. Soal apakah aktivitas kantor di lingkungan sekretariat dewan diliburkan karena kejadian ini. Suriyati menegaskan, situasi itu masih harus menungu hasil swab yang akan dilakukan pekan depan.

“Tunggu dari hasil swab itu, kalau ada yang positif lebih dari satu orang kemungkinan saja aktivitas sekretariat DPRD libur. Teman-teman yang melakukan kontak erat sudah mawas diri, sudah karantina sambil menunggu giliran swab. Kalau rapid itu percuma tidak efektif. Orang yang sudah kontak erat dengan yang positif harus diswab saja,” ujarnya lagi.

Kebesaran jiwa Pak Romer Tapilatu yang berani secara terang-terangan mengatakan bahwa dirinya terpapar Covid-19 patut diteladani. Sebab sikap ini secara tegas telah memberikan edukasi penting kepada semua masyarakat, khususnya masyarakat Manokwari, bahwa Covid-19 itu bukan aib yang harus ditutup-tutupi.

Sebab, orang yang terkontaminasi selama ini seakan harus disembunyikan. Jika namanya diumumkan langsung orangnya diserang. Atau pihak yang mengumumkan juga mendapat ancaman dari pasien-pasien, itu sudah terjadi.

“Kita tidak boleh malu, mau tidak mau kita bisa saja terkena Covid-19. Tidak diminta, kalau hasil swab-nya keluar dan ada dari kami yang positif. Kami akan umumkan biar masyarakat tahu bahwa Covid-19 bukan aib. Kalau kita tahu kondisi diri kita, justru kita bisa jaga orang lain,” pungkasnya. (ARF)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *