Bupati Manokwari Hermus Indou akui proses penetapan SK CPNS formasi 2018 Kabupaten Manokwari alami keterlambatan. Foto : ARF

Bupati Hermus Indou Paparkan Faktor Penghambat Penetapan SK CPNS Formasi 2018

Diposting pada

MANOKWARI, PAPUAKITA.comBupati Manokwari Hermus Indou tak menampik soal adanya keterlambatan dalam proses pengurusan CPNS formasi 2018. Keterlambatan itu disebakan oleh dua hal.

Pertama, hasil seleksi CPNS formasi 2018, setelah diumumkan mendapatkan penolakan dari masyarakat, meminta harus ada formasi tambahan. Atas kondisi tersebut pemerintah kabupaten Manokwari telah mengupayakan formasi tambahan itu. Alhasil formasi khusus diberikan untuk orang asli Papua.

“Jumlah formasinya sebanyak 190. Kita bersyukur bahwa penerimaan CPNS di Manokwari yang menimbulkan kesenjangan sosial antara OAP (orang asli papua) dengan non OAP, kemudian itu bisa diatasi dengan ada penambahan 190. Sehingga total formasi 2018 sebanyak 570,” ucap Hermus di sela pembagian SK kepada 570 CPNS yang berlangsung di halaman Kantor Bupati, Kamis (29/7/2021).

Kedua, lanjut Hermus, keterlambatan juga dipengarui situasi tidak normal akibat pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. Kondisi ini memaksa aktivitas pemerintahan tidak berjalan maksimal. Terutama di Badan Kepegawaian Daerah (BKD), membutuhkan waktu untuk menyesuaikan pengurusan berkas CPNS dengan situasi dan kondisi yang ada.

“Puji Tuhan semua itu telah selesai. Dan hari ini adik-adik CPNS berkenan hadir dan bisa menerima SK CPNS,” ucap Hermus.

Dalam kesempatan yang sama, Hermus kembali menjelaskan soal adanya pandangan terkait keterlambagan penetapan SK CPNS kabupaten Manokwari dibandingkan dengan kabupaten lain. Dia mencontohkan, kabupaten Pegunungan Arfak.

“Di Pegaf (pegunungan arfak) itu tidak ada formasi tambahan. Satu formasi itu mereka terima dan langsung pemberkasan. Kita mesti tunggu formasi tambahan, juga menunggu disetujui oleh Menpan dulu. Kalau tidak disetujui, CPNS yang lulus murni ini bisa mendapatkan rongrongan. Ini bisa dipahami ya?,” tanya Hermus dan sontak dijawab oleh para CPNS.

“Karena itu jangan masukkan di medsos, soroti pemerintah kabupaten Manokwari. Betul ka tidak ini? Banyak yang tidak sabar jadi PNS, banyak yang mati jadi pegawai,” tutupnya berkelakar disambut riuh tawa CPNS yang memenuhi halaman kantor bupati kabupaten Manokwari. (ARF)