FAKFAK, PAPUAKITA.com—PT Freeport Indonesia bakal membangun pabrik pemurnian dan pengolahan logam atau smelter konsentrat di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.
Rencana pembangunan smelter tersebut, disampaikan langsung oleh Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin saat usai melakukan peletakan batu pertama pembangunan proyek ruang terbuka hijau di daerah itu, Jumat (14/7/2023).
“Rencananya bangun smelter Freeport di Fakfak ini dan tadi juga sudah meresmikan proyek ruang terbuka hijau. Ini merupakan salah satu daya tarik masyarakat. Juga pembangunan pasar sudah 70 persen,” ungkap Wapres.
Wapres melalui keterangan resminya, mengatakan pemerintah sudah melakukan beberapa langkah terkait dukungan rencanan pembangunan smelter tersebut.
Pertama, pembangunan lapangan terbang sudah selesai. Dijadwalkan akan diresmikan oleh Presiden sekira Agustus atau September.
Kemudian, Pabrik Pupuk Kaltim yang pembangunannya diarahkan ke kabupaten Fakfak. Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan khusus Fakfak dan sekitarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Investasi Indonesia/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia mengatakan, pembangunan pabrik pupuk di kabupaten Fakfak sesuai dengan arahan presiden dan wapres.
“Itu atas arahan presiden dan wapres dalam rapat kabinet. Dalam rangka pemerataan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Bahlil meminta dukungan dan doa, sehingga rencana Freeport membangunan smelter bisa secepatnya terealisasi. Ia mengatakan, pembangunan tersebut sebagai wujud komitmen perpanjangan kontrak kerja.
“Dari semua kabupaten di Papua yang paling banyak diturunkan proyek dalam rangka pembangunan salah satunya di Fakfak. Tidak perlu meragukan kecintaan wapres untuk Fakfak,” ungkapnya.
Adapun penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw menegaskan, arahan presiden dan wakil presiden dan para menteri, pemerintah provinsi akan terus melakukan upaya dan mendorong serta meningkatkan kesejahteraan.
Melalui berbagai kebijakan yang sudah turun di provinsi Papua Barat. Mewakili seluruh daerah di Papua Barat, dirinya sangat berterima kasih.
”Karena apa, itu untuk mengimbangi daerah lain. Papua itu ada daerah tertentu yang saat ini taat dan juga dengar-dengaran kepada negara dan mengejar ketertinggalan dari saudara yang lain. Itu penting karena wilayah konflik jangan dibawa ke Papua Barat karena kami tidak mengenal barang itu, ” tandas Waterpauw. (PK-01)
1 komentar