Evakuasi korban longsor di Distrik Minyambouw terkendala alat berat

MANOKWARI, PAPUAKITA.com—Upaya evakuasi korban bencana longsor di Kampung Mbenti, Distrik Minyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, belum berjalan maksimal. Akibat terkendala minimnya peralatan berat di lokasi kejadian.

“Masyarakat mengevakuasi korban dengan cara menggali material longsor menggunakan alat seadanya saja. Evakuasi terhadap dua anak yang menjadi korban meninggal sudah berhasil,” kata Ketua DPR Papua Barat Orgenes Wonggor, Ahad (26/5/2024)

Material longsor cukup tebal menimbun bangunan rumah membuat upaya evakuasi swadaya masyarakat bersama tim SAR gabungan tidak optimal. Wonggor yang merupajan putra asli Mbenti, menyebutkan, terdapat lima rumah yang tertimbun longsor.

“Jadi, ada dua orang yang masih belum ditemukan. Saya sudah lapor ke Basarnas dan Polda Papua Barat, kita turun ke lokasi. Masyarakat minta bantuan alat berat untuk menemukan korban, dan bisa segera dimakamkan,” ujar Wonggor.

Menurut Wonggor, longsor terjadi sekira pukul 11.30 WIT. Akibat cuaca di lokasi yang sejak malam hingga pagi hari turun hujan dengan intensitas ringan. Selain itu, longsorn sudah pernah terjadi di lokasi yang sama.

“Lokasi kejadian ini memang sudah pernah terjadi longsor. Orang tua kita ceritakan longsor pernah terjadi pada sekian puluh tahun silam. Tanah bergerak dari gunung Kyeidib sampai ke gunung Mkeidey. Saat itu satu orang jadi korban,” ungkapnya

Menurut Wonggor, ada lima rumah warga yang tertibun longsor. Korban terparah menimpa keluarga almarhum Elia Wonggor, korban 4 orang. Sementara, warga kampung lainnya, saat itu sedang mengikuti ibadah di gereja.

“Kita sangat butuh alat berat di lokasi kejadian, untuk membantu mengevakuasi korban dan mencair korban yang hilang, juga membersihkan material longsoran. Baik Pemprov Papua Barat maupun Pemda Pegaf bisa cepat koordinasikan alat berat di lokasi. Kita sangat butuh,” ucapnya.

Wonggor menambahkan, sejumlah warga yang berada dekat dengan lokasi longsor, saat ini pindah sementara ke tempat yang lebih aman guna menghindari kemungkinan buruk yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

“Material longsor juga menutup jalur air di dua sungai di lokasi kejadian. Kondisi ini jika bisa menjadi ancaman bagi warga sekitar hingga ke Minyambouw. Kita butuh dukungan alat berat untuk maksimalkan upaya evakuasi,” pungkasnya. (PK-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *