MANOKWARI, PAPUAKITA.com—Delapan mahasiswa asal Kota Sorong resmi diserahkan kembali ke Pemerintah kota Sorong dan pihak keluarga, Minggu (16/2/2020). Mereka adalah mahasiswa yang menempuh studi di Wuhan, China. Sebelum diserahkan, delapan mahasiswa itu menjalani observasi bersama 230 WNI lainnya di Natuna, Kepulauan Riau selama 14 hari.
Penyerahan ini dilakukan oleh pemprov Papua Barat yang diwakili Kepala Dinas Kesehatan Otto Parorongan dan Kepala Badan Penghubung, Juliana Antoneta Maitimu. Para WNI termasuk mahasiswa yang menjalani oberservasi diterbangkan dari Natuna, Kepulauan Riau menuju Halim Perdana Kusuma, Jakarta pada Sabtu (15/2/2020), kemudian diterbang ke daerah masing-masing.
“Kami dari pemerintah provinsi Papua Barat sudah menyerahkan kembali ke pemerintah Kota Sorong yang diwakili oleh Kepala Dinas Kesehatan, dan masyarakat yang diwakili oleh anggota DPRD kota Sorong
Selanjutnya, pemerintah kota dan DPRD menyerahkan kembali ke masyarakat (keluarga),” ujar Ottow di sela penyerahan mahasiswa di Bandara Dominiq Eduard Osok (DEO) Sorong.
“Setelah mereka tiba, kita melaksanakan pemeriksaan suhu badan. Semua sehat. Harapan kami, mereka ini diterima kembali ke masyarakat, tidak usah takut, tidak usah ragu-ragu. Ini anak-anak kita,” sambung Otto Parorongan.
Otto Parorongan menambahkan, sisa satu orang lagi belum pulang dan masih berada di Jakarta.
“Satu mahasiswa lainnya masih tinggal dengan keluarganya. Sekira 4 hari lagi baru pulang. Semua berasal dari Kota Sorong,” tutup Ottow Parorongan.
Sebelumnya, Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan mengingatkan, stakeholder terkait meningkatkan pengawasan dan pemantauan di pintu-pintu masuk, seperti bandara dan pelabuhan.
Demi mengantisipasi penyebaran wabah corona masuk ke wilayah Papua Barat. Dominggus menegaskan, komitmen pemerintah provinsi Papua Barat bersama stakeholder terkait terus memaksimalkan pengawasan dan mengoptimalkan semua sarana dan fasilitas yang ada untuk memonitor perkembangan virus corona.
“Bandar udara dan pelabuhan laut dalam pengawasan oleh petugas medis, karantina kesehatan. Mereka harus proaktif memantua setiap penumpang yang masuk lewat semua bandar udara dan pelabuhan yang ada di Papua Barat. Kita sudah siap untuk itu sekalipun fasilitas dan sarana terbatas tetapi sudah dimaksimalkan,” ujarnya.
Sampai saat ini, jelas gubernur, terpantau melalui dinas kesehatan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota bahwa tidak ada indikasi virus corona masuk ke wilayah Papua Barat.
Termasuk delapan mahasiswa yang pulang dari Wuhan yang sudah menjalani observasi di Natuna.
“Mereka bebas dari corona. Mereka harus dipulangkan ke daerah masing-masing,” sambung Dominggus Mandacan.
Dominggus meminta masyarakat Papua Barat terus berdoa dan meminta pertolongan Tuhan agar virus corona tidak sampai masuk ke Papua Barat.
“Masyarakat tidak usah takut, jangan sampai para mahasiswa ini pulang kembali ke Sorong terus ada penolakan. Negara sudah memberikan jaminan, mereka ini sehat. WHO berikan jaminan
Mereka sejak di Wuhan sehat, dan sampai menjalani observasi di Natuna juga sehat. Hanya saja ini adalah ketentuan prosedur yang harus dijalani,” tegas Dominggus Mandacan.
Berdasarkan data yang dihimpun, sebanyak 238 WNI yang menjalani observasi di Natuna berasal dari 28 daerah. Rinciannya sebagai berikut, Aceh (13 orang), Bali (2 orang), Bangka Belitung (1 orang), Banten (5 orang), Bengkulu dan DIY (2 orang), Gorontalo (1 orang).
Selanjutnya, DKI Jakarta (16 orang), Jambi (4 orang), Jawa Barat (9 orang), Jawa Tengah (10 orang), Jawa Timur yang terbanyak (65 orang). Kalimantan Barat (4 orang), Kalimantan Timur (15 orang), Kalimantan Selatan (8 orang), Kalimantan Tengah (4 orang).
Kepulauan Riau (2 orang), Lampung (1 orang), NTB (4 orang), Papua (5 orang). Meski secara data tercatat WNI asal Papua Barat ada (9 orang), tetapi delapan saja yang baru dipulangkan ke Kota Sorong.
Berikutnya, Riau (6 orang), Sulawesi Barat (2 orang), Sulawesi Selatan (16 orang). Sulawesi Tengah (2 orang), Sulawesi Tenggara (4 orang), Sumatera Utara (4 orang) dan Sumatera Barat (1 orang). (ARF)