MANOKWARI, PAPUAKITA.com—Kerja-kerja nyata seluruh kader dan anggota Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dibutuhkan dalam mewujudkan target 15 persen capaian perolehan kursi di lembaga legislatif di semua tingkatan.
Ketua DPW PKS Provinsi Papua Barat Syaiful Maliki Arif menekankan, target itu sejalan dengan program kerja serta visi dan misi PKS sepanjang 2020-2024. Ia mengatakan, target itu ditelurkan dalam rapat kerja nasional (Rakernas).
“Saya mengajak semua kader bersama dan menyamakan visinya dengan pengurus wilayah. Sama-sama meninggalkan zona nyaman. Anggota DPRD yang sudah 2 periode siap-siap sudah mesti berpikir untuk beralih,” ujar Syaiful Maliki saat menyampaikan arahan pada Rapat Kerja Wilayah (Raker) DPW PKS se-Papua Barat, di Manokwari, Sabtu (27/3/2021).
“Jangan mau di zona nyaman saja, di kabupaten terus. Beralih ke provinsi sehingga kursi provinsi tidak dipikirkan oleh orang provinsi saja”.
PKS telah menitikberatkan program kerja serta visi dan misi PKS (2020-2024) pada dua hal. Pertama, pertumbuhan kader. Pertumbuhan kader dilihat dari dua hal, yakni banyaknya jumlah anggota partai serta bertambahnya orang yang mendaftar menjadi kader.
Peningkatan kader juga harus diikuti dengan peningkatan kualitas. Menurut Syaiful Malaiki, unit-unit pembinaan anggota/kader partai harus berkerja untuk mendorong kualitas tersebut.
“Kita tidak sekadar banyak saja. Tetapi kita juga berkualitas untuk daerah ini, karena anggota partai atau kader partai ini disiapkan untuk menjadi anggota dewan maupun pemimpin daerah,” ujarnya lagi.
Kedua, lanjut Syaiful Maliki, adalah elektabilitas partai. Elektabilitas partai hanya bisa dilihat atau tercermin dari perolehan kursi. Dikatakan, itu harus bisa mewujudkan target capaian minimal 15 persen dari total kursi di seluruh tingkatan.
“Minimal perolehan kita adalah 15 persen dari jumlah kursi di masing-masing tingkat. Kita di provinsi alhamdulillah ada 2 dari total kursi yang ada. Di DPR Papua Barat ada 45 kursi, kalau 15 persennya berarti ada 7 kursi. Tujuh kursi inilah yang menjadi target kita di 2024,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Syaiful Maliki juga mengingatkan, kader PKS mesti menyiapkan strategi dan energi ekstra dalam menghadapi pilkada 2024 ke depan. Sebab pelaksanaan pemilu tersebut mengharuskan kader/anggota memiliki nafas yang panjang. Sehingga kerja-kerja nyata akan terlihat pada 2024.
Meski masih jauh, dikatakan bahwa target-target harus sudah ditetapkan sejak sekarang. Berpartai harus mempunyai visi yang besar. Dia menegaskan, kader PKS tetap satu komando dalam melaksanakan agenda-agenda dan program kerja yang diarahkan pada pertumbuhan kader dan elektabilitas.
“Itu saja. Di luar dari pada itu jangan ada gerakkan tambahan. Jangan membuat program yang tidak berorientasi pada pertumbuhan kader dan bertambahnya jumlah kursi,” tutupnya.
Di sisi lain, Syaiful Maliki mengakui untuk mencapai target 15 persen perolehan kursi pada konteks Papua Barat tidaklah mudah. Itu menjadi beban politik tersendiri. Mengingat pertumbuhan kader (PKS) di Papua Barat tidak merata.
Pertumbuhan kader ini masih berpusat di Kabupaten Manokwari dan Kota Sorong. Selain itu, belum terbentuknya unit-unit pembinaan partai di tiap hampir tiap tingkatan. Misalnya, ada daerah yang sudah memiliki kursi di DPRD. Tetapi tidak melakukan pembinaan.
“Di Raja Ampat, Teluk Wondama juga belum maksimal. Kemudian di Maybrat, di Pegaf (Pegunungan Arfak). Semua harus melakukan pembinaan. Kader bertambah, kemudian kursi juga bertambah. Kita berkomitmen untuk mendampingi, mengevaluasi dan mengadvokasi DPD-DPD. Kalau ada kekurangan atau kesulitan, konsultasikan dengan DWP,” pungkasnya. (ARF)