Disnakertrans, SKK Migas dan BP Indonesia buka-bukaan soal status proyek train 3 di Teluk Bintuni

MANOKWARI, PAPUAKITA.com—Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Papua Barat , SKK Migas, dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)-BP Indonesia buka-bukaan soal phase akhir status proyek tangguh train 3 di Kabupaten Teluk Bintuni. Juga terkait proses demobilisasi para pekerja dari lokasi proyek tersebut.

Pemaparan para pihak itu, disampaikan dalam acara media gathering yang dipusatkan di Kabupaten Manokwari, Rabu (22/2/2023). Kegiatan ini diikuti oleh lebih 40 jurnalis yang masing-masing berasal dari kabupaten Manokwari dan Fakfak (Provinsi Papua Barat) dan jurnalis dari sejumlah daerah di wilayah Sorong raya (Provinsi Papua Barat Daya).

Desy Unidaja, Head of  Communications and External Affairs BP Indonesia menyampaikan, acara media gatrhing kali ini merupakan kesempatan pertama untuk kembali bertatap muka setelah terpisah cukup lama dikarenakan adanya pembatasan-pembatasan selama pandemi Covid-19.

Dalam pemaparan terkait up date proyek Tangguh Train 3, ia menyampaikan bahwa Tangguh LNG melalui kontraktor dan subkontraktornya telah memperkerjakan lebih dari 5.400 pekerja yang berasal dari tanah Papua sejak konstruksi dimulai pada 2016 silam.

”Saat ini, proyek tangguh train 3 telah mendekati penyelesaian dan pekerja konstruksi telah mulai didemobilisasi. Ini merupakan sebuah kewajaran dalam siklus proyek hulu migas,” katanya.

Menjawab pertanyaan mengenai soal kapan proyek tangguh train 3 rampung 100%, Desy berujar, pihak BP Indonesia terus melanjutkan pekerjaan dengan aman, sesuai kualitas yang dipersyaratkan, dan dalam waktu sesegera mungkin sesuai target yang dimintakan oleh SKK Migas dan Pemerintah.

Budy Hermawan, Tangguh Sustainable Project Manager BP Indonesia menambahkan, berbagai pelatihan dan peningkatan keahlian telah diberikan kepada para pekerja asal Papua sejak awal.

“Sebanyak 4.219 pekerja telah menerima lebih dari 35 jenis pelatihan tambahan keahlian, peningkatan kapasitas dan kompetensi keteknikani, seperti struktur, mekanikal, pemipaan, elektrikal, dan lainnya sebagai komitmen kami dalam peningkatan kapabilitias.” bebernya.

Adapun Kepala Bidang Hubungan Industrial Disnakertrans, Ermawati Siregar dalam kesempatan yang sama mengatakan, pemerintah provinsi Papua Barat mengapresiasi BP Indonesia.

Apresiasi itu disampaikan, karena menilai koordinasi pihak BP Indonesia dengan pemerintah daerah dan dinas tenaga kerja sudah maksimal, untuk memastikan hak-hak para pekerja proyek tangguh train 3 yang didemobilisasi terpenuhi dengan baik.

Selain itu, BP Indonesia juga terus mengupayakan untuk mempersiapkan tenaga kerja tersebut dapat meningkatkan keahliannya agar setelah selesai dari proyek Tangguh 3 dapat bekerja di sektor dan proyek lain di luar proyek Tangguh.

“Papua Barat ditopang oleh banyak industri, dengan peningkatan kapasitas tersebut, mereka bisa bekerja di berbagai sektor seperti bengkel, industri kayu dan lain-lain setelah selesai bekerja di proyek tangguh,” kata Ermawati.

Sementara, Pjs. Kepala Perwakilan SKK Migas wilayah Papua dan Maluku, Galih Agusetiawan mengatakan, kegiatan hulu migas yang berada di Papua Barat termasuk didalamnya yang dioperatori oleh BP Indonesia telah terbukti menimbulkan adanya multiplier effect (efek berganda) tidak hanya terhadap perekonomian di daerah bahkan secara nasional.

Keberadaan Tangguh LNG dan kesuksesan penyelesaian projek train 3, lanjut Galih nantinya akan membuka peluang memunculkan industri-industri turunan baru yang juga akan meningkatkan nilai strategis tambahan bagi perekonomian daerah.

“Dengan demikian perlu dukungan dari semua pihak untuk dapat menciptakan kelancaran operasional dan peningkatan citra investasi dikawasan Timur Indonesia,” tutup Galih.

Diketahui, proyek Tangguh Liquefied Natural gas (LNG) di provinsi Papua Barat, yang memulai operasi produksinya di tahun 2009, saat ini masih mengandalkan 2 train fasilitas pengelolaanya untuk dapat mengirimkan lebih dari 1.450 kargo dengan kapasitas total 7,6 juta ton LNG pertahun.

Kapastias produksi kedua train LNG tersebut akan segera mendapatkan tambahan kapasitas produksinya hingga peningkatan 50% dari train ketiga yang telah memasuki tahap akhir pembangunannya.

Sebagai salah satu harapan semua pihak atas upaya untuk memberikan manfaat berganda dari hadirnya kegiatan hulu migas di Tanah Papua, tidak hanya karena Projek Train 3 juga termasuk dalam bagian dari Projek Strategis Nasional (PSN) di kawasan Timur Indonesia, namun juga agar dapat segera mewujudkan adanya tambahan devisa bagi negara dari kegiatan hulu migas. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar