PEGUNUNGAN ARFAK, PAPUAKITA.com—Orgenes Wonggor yang akrab disapa Owor, melaksanakan kegiatan reses di Kampung Persiapan Bnicunbey, Distrik Minyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak.
Owor juga menjabat sebagai Ketua Sementara DPR Papua Barat (DPRPB). Ia terpilih kembali sebagai anggota DPRPB dari daerah pemilihan (dapil) 2 Papua Barat, meliputi kabupaten Pegunungan Arfak dan kabupaten Manokwari Selatan.

Reses ini adalah resesn ke III, dan merupakan reses pertama bagi anggota DPRPB periode 2024-2029, dalam rangka menyerap aspirasi dan masukkan. Salah satu tujuannya adalah pembobotan pembahasan Rancangan APBD 2025 Provinsi Papua Barat.
“Reses ini dilakukan oleh anggota DPR Papua Barat di daerah pemilihannya atau dapil,” jelas Owor dihadapan konstiuennya yang hadir berjumlah sekira 100 an orang, Senin (11/11/2024).
Kegiatan reses ini tidak bisa dilakukan di luar dari dapil anggota dewan. Dirinya menyampaikan rasa rerima kasih kepada masyarakat yang sudah mempercayakannya pada pemilu lalu. Sehingga bisa kembali terpilih sebagai anggota DPR Papua Barat”.
Sampaikan aspirasi
Dalam reses kali ini, warga kampung persiapan menyampaikan sejumlah aspirasi. Mulai dari pembangunan ruas jalan, jalan lingkungan, sarana air bersih, pembuatan MCK, penyediaan bibit sayuran, pembangunan pondok-pondok jualan, serta pembangunan lanjutan gedung gereja.
Edison Ullo mewakili warga Kampung Bnicunbey menyampaikan beberapa aspirasi, diantaranya : pengecoran jalan lingkungan—sampai di lokasi kampung persiapan hingga menuju ke lokasi wisata di daerah Inam.
“Jalan lingkungan ini tahap awalnya sudah dikerjakan. Kami minta bantu bibit sayurannya, seperti kol, pitsaw, wortel, buncis, daun sup, kentang, dan beberapa jenis sayuran lainnya,” ungkapnya.
“Kami juga minta dibantu penyediaan air bersih, penyediaan MCK. Karena di lokasi kampung ini belum ada WC. Air bersih ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat kampung, bukan saja kampung Bnicubey,” tambahnya.
Aspirasi dibidang keagamaan, warga jemaat mengusulkan pembangunan lanjutan gedung begereja yang terdiri atas satu menara, rabat, ventilasi, pintu, dan pagar keliling gereja, serta rumah pastori.
Isman Indou, Kepala Kampung Induk Mbentin menyampaikan usulan normalisasi dan pembangunan talud pada dua kali (sungai) yang ada di wilayah Kampung Mbenti. Agar terakomodir pada tahun anggaran 2025. Selain itu, pembangunan rumah pastori Jemaat Lahairoi Mbenti.
“Selama ini ada kegiatan gereja, kita harus pinjam rumah jemaat untuk masak makanan. Kalau punya rumah pastori bisa masak sendiri dan aman”.
Isiman mengusulkan adanya sarana penunjang perekonomian warga berupa pembangunan pondok jualan di pinggiran jalan di Kampung Mbenti, untuk digunakan menjual hasil pertanian.
Merespon aspirasi dan usulan warga, Owor mengatakan bahwa, perkembangan Kampung Mbenti cukup pesat.
Perkembangaan ini harus disertai dengan penataan wilayah kampung melalui sebuah perencanaan pengembangan dan pembangunan secara komprehensif. Agar pemekaran-pemekaran kampung di masa yang akan datang tidak semrawut, dan terpenting adalah tetap memperhatikan daya dukung lingkungan.
Menyoal aspirasi terkait penyediaan air bersih, Owor mengingatkan perlu mempertimbangkan kepastian lokasi. Agar usulan ini bisa diakomodir dan dibiayai melalui APBD, harus ada kepastian soal lokasi dan dukungan warga.
“Misalnya, kita usul untuk air bersih. Yang punya ulayat yang ada mata air di situ sudah harus duduk bicara, bicara untuk pembangunan ini bisa berjalan baik. Kebijakan itu berubah setiap tahun. Usulan ini harus mencakup keseluruhan sarana air bersih,” tuturnya.
Ingat! Kalau kita sudah usulkan dan terakomodir dengan nilai besar, itu pasti lelang. Siapa pun yang dapat lelang itu, kita harus terima agar bisa rasakan manfaatnya. Persoalan siapa yang kerja nanti itu persoalan belakangan. Karena persoalan ini kita dapat di hampir semua daerah seperti itu, program ini ada tapi yang punya tempat jadi hambatan,” tutupnya.
Adapun usulan pembangunan lanjutan jalan, Owor mengatakan, usulan tersebut sudah masuk dalam sistem. Semoga bisa direalisasikan di tahun 2024 ini. Di sisi lain, soal pembangunan MCK, ia mengakui, bahwa sanitasi lingkungan masuk dalam program prioritas Otsus sehingga sudah dimasukkan dalam usulan.
Adapun pembangunan lanjutan gedung gereja dan rumah pastori, Owor meminta dukungan masyarakat agar usulannya disertai dengan proposal perencanaan pembangunan.
“Usulan pembangunan pondok jualan sayur, perlu dilakukan inventarisir soal siapa saja yang benar-benar berjualan selama ini. Pasti kita punya data, orang-orang ini yang biasa jual sayur, jagung, nenas. Mereka ini yang kita prioritaskan,” katanya.
Soal normalisasi dua kali atau sungai di wilayah Mbenti, Owor kembali meminta perangkat kampung untuk menyiapkan dokumen usulannya secara lengkap, termasuk dukungan bupati Pegunungan Arfak berupa surat rekomendasi.
Juga soal usulan pembangunan jalan tembus antar kampung, diingatkan perlunya hasil survei. Agar memastikan ruas jalan yang nantinya dibangun tidak menggangu kondisi lingkungan.
“Kita lihat yang mana prioritas, itu yang kita dorong. Baru kita bicarakan yang lain lagi. Jalan, jamban, penerangan, telekomunikasi, itu juga masuk dalam program prioritas otsus. Jadi, Otsus itu juga sudah ada prioritas sehingga kita dorong juga yang prioritas, Kalau kita usulkan yang lain dan bukan prioritas, itu setengah mati,” pungkasnya. (PK-01)