Rosaline Rumaseuw
Caleg DPR RI asal Partai Amanat Nasional Dapil Papua Barat, dr. Rosaline Irene Rumaseuw. Foto : RBM

Rosaline Rumaseuw: Tim Kesehatan Sangat Terbuka soal Kasus HIV – AIDS di Tanah Papua

Diposting pada

MANOKWARI, PAPUAKITA.COM – Tingkat kasus HIV dan AIDS di Tanah Papua khusus di Papua Barat belum tepat jika menggunakan teori gunung es. Teori ini menggambarkan prevalensi HIV dan AIDS nampak sedikit saja di permukaan, tetapi jumlah yang tak nampak justru sangat memprihatinkan.

“Fenomena gunung es itu tidak ada di Tanah Papua. Yang ada itu di Jawa. Karena penularan HIV dan AIDS itu bisa lewat narkoba, heterosek, homoseks, dan banyak lagi. Kalau kita di sini rata-rata heteroseks dan lainnya,” ujar Direktur Lions Club Jakarta Selatan Centennial Cenderawasih, dr. Rosaline Irene Rumaseuw di Manokwari belum lama ini.

Rosaline memberikan apresiasi dan merasa bangga kepada tim kesehatan dalam bekerja sama—cukup terbuka soal informasi dan data menyangkut kasus HIV dan AIDS di Papua Barat.

“Patut berterima kasih kepada tim kesehatan di Tanah Papua khusus di Papua Barat, telah mendata dengan sangat baik meski mendapatkan peringkat kesatu. Di luar Papua itu justru jangan sampai ketahuan. Karena ini akan membuat orang menjadi takut ke kota itu (daerah dengan tinggi kasus HIV dan AIDS, red),” kata Rosaline.

Di sisi lain, Rosaline Rumaseuw menekankan, penderita HIV dan AIDS harus mendapat perhatian, edukasi, dan kecukupan gizi. Mereka itu, lanjutnya, tidak boleh ‘dibuang’.

“Semakin kita membuang mereka, maka penyakit semakin menyebar karena ada kebencian. Tidak semua orang HIV dan AIDS itu karena melacurkan diri. Jangan selalu menghukum seperti itu. Jangan buang mereka. Mereka bagian dari kita,” tuturnya seraya mengimbau masyarakat harus selalu waspada.

Fenomena gunung es

Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari mencatat angka kasus HIV AIDS di Manokwari sesuai akumulasi data dari tahun 2002 hingga Oktober 2018 sebanyak 1.797 kasus HIV dan AIDS.

”Untuk kasus HIV dari 2002 hingga Oktober 2018 sebanyak 754 kasus. Sedangkan AIDS sebanyak 1.052 kasus. Itu angka kumulatif dari tahun ke tahun,” terang Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, Johan Papare.

Dinas Kesehatan Manokwari
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, Johan Papare. Foto : ADL

Jumlah angka kasus HIV dan AIDS setiap bulan diprediksi mengalami peningkatan di daerah ini. Pada Oktober 2018 tercatat sebanyak 38 kasus HIV dan AIDS menjadi 80 kasus.

Berbeda pandangan dengan dr. Rosaline Rumaseuw, Johan Papaer justru menekankan, penyakit HIV dan AIDS di daerah ini seperti fenomena gunung es di lautan.

Menurut Johan, hasil survei biologis tahun 2006 kasus HIV dan AIDS mencapai 2,4 persen dan tahun 2013 berada pada 2,3 persen.

“Artinya, berdasarkan hasil survei tersebut masih terdapat sekira 5.400 orang lebih yang harus dilakukan screening. Screening untuk memberikan angka pasti terhadap temuan kasus HIV dan AIDS di Manokwari,” ungkapnya.

Dengan asumsi itu, penemuan kasus HIV dan AIDS dari tes screening di kabupaten Manokwari ditargekan bisa mencapai 11.000 kasus dengan rata-rata terendah penemuan kasus dalam setahun sebanyak 6.000.

“Dalam setahun hanya terdapat 3.000 hingga 4.000 orang yang melakukan tes screening,” tambah Johan. (RBM/ADL)