MANOKWARI, PAPUAKITA.com—Panggung hiburan rakyat terletak di Jalan Percetakan Negara atau tepatnya di kompleks Blagor, Kelurahan Sanggeng, segera dibongkar. Panggung ini menjadi salah satu wahana hiburan bagi masyarakat Kabupaten Manokwari.
Anggota Fraksi Otonomi Khusus (Otsus) DPR Papua Barat Sergius Rumsayor mengatakan, telah mengusulkan anggaran senilai Rp800 juta melalui APBD Papua Barat, untuk pembangun kembali panggung hiburan rakyat tersebut.
“Ini bukan aspirasi masyarakat, tapi ini inisiatif saya sendiri untuk bangun kembali panggung ini sebagai tempat untuk seniman Papua mengekspesikan karya-karya seni mereka. Saya sempat lihat beberapa kali mereka tampil di pinggir jalan, sedih sekali,” tutur Rumsayor, Senin (10/10/2022).
Rumsayor adalah mantan ASN yang bertugas di Dinas Parwisata dan Kebudayaan Provinsi Papua Barat selama 10 tahun. Ia menilai, selama satu dekade itu, tidak ada tempat atau panggung yang disiapkan untuk para seniman Papua mengekspresikan karyanya.
Dia berharap, pembangunan kembali panggung hiburan rakyat, para seniman Papua bisa tampil dan bisa menyiapkan latihan yang cukup.
“Saya mengusulkan anggaran melalui APBD Papua Barat agar panggung itu dibangun menjadi semakin menarik sehingga setiap hari atau satu pekan para seniman Papua bisa tampil di panggung itu,” harap Rumsayor.
Selain merenovasi total panggung tersebut, Rumsayor mengaku, di tahun anggaran berikut dirinya akan mengusulkan anggaran untuk pengadaan alat-alat musik maupun perlengkapan tari bagi para seniman Papua.
“Kalau kita lihat di Manokwari tidak ada panggung hiburan bagi rakyat. Kota Manokwari ini seperti kota mati. Karena tidak ada tempat untuk anak-anak muda Papua mengekspresikan diri. Akhirnya, mereka lari ke hal-hal kriminal,” terangnya.
Di era 70 an sampai 80 an, sebut Rumsayor, panggung hiburan ini berjaya. Tetapi setelah masa itu, panggung tidak dikelola dan diperhatikan seakan dibiarkan terlantar. Dia yakin, pembangunan kembali panggung hiburan akan membawa dampak ekonomi.
“Jadi sebelum membangun kita sudah membayar ganti rugi tanaman. Ya, ganti rugi tanaman sekitar Rp. 30 juta sebenarnya tidak sesuai tetapi dari pada menghambat pembangunan biar sudah digantikan saja,” ujarnya.
Setelah pembangunan panggung rampung, selanjutnya panggung itu akan dihibahkan kembali ke Pemkab Manokwari. Diharapkan pemda punya komitmen tinggi untuk mengelola panggung tersebut.
“Sesuai desain tidak ada toilet karena pengalamannya dimana-mana pasti toilet itu kotor dan tidak terawat. Nanti dinas kominfo yang buat toilet,” tandas Rumsayor. (PK-01)