MANOKWARI, PAPUAKITA.com—Pertamina Patra Niaga Region Papua Maluku melalui Fuel Terminal (FT) Manokwari, kembali menggelar simulasi operasi keadaan darurat (OKD), berpusat di SPBU Dodo 84.983.04 di JL. Trikora, Manokwari, Senin (18/9/2023)
Simulasi OKD ini telah mejadi agenda rutin, dan priortas PT Pertamina sebagai upaya meningkatkan keselamatan dan keamanan dalam menghadapi resiko. Pekerja di SPBU mulai dari level manajer, pengawas hingga operator wajib memiliki pemahaman mengenai OKD.

“Pada kesempatan kali ini, kami simulasikan kebakaran terjadi di SPBU langsung. Harapannya disini mulai level manajer sampai teman-teman operator memiliki pengalaman, masing-masing mengetahui tugasnya apa bila terjadi kebakaran di SPBU,” jelas Triasa Ramadhany Sales Area Manager Papua Barat Pertamina Patra Niaga Region Papua Maluku.
Melalui simulasi OKD sepert ini, Trias berharap pengalaman tersebut bisa dirasakan oleh semua operator sampai pengawas. Kegiatan tersebut melibatkan oprator dan pengawas dari sejumlah SPBU yang berada di wilayah Manokwari dan sekitarnya.
“Harapan kita, kalau terjadi keadaan darurat, teman-teman setidaknya sudah mengetahui secara garis besar apa yang mesti dilakukan dalam hal penanggulangan hingga penyelamatan, itu bisa dilakukan dengan lebih cepat,” ujarnya.
Tercatat, hingga saat ini sudah tujuh kali terlaksana OKD di wilayah Papua Maluku. Simulasi OKD diawali bagi lembaga penyalur kepulauan di Sorong, Papua Barat Daya.
“Dua kali untuk tingkat Pertashop dan simulasi OKD seperti ini sudah pernah dilakukan juga di Sorong, pelatihan pemadam menggunakan alat pemadam api ringan (APAR), sarung, kain basah pernah juga dilakukan di Manokwari. Terakhir, dilakukan disini, dengan simulasi kondisi di SPBU,” beber Trias.
Di sisi lain, pentingnya pelaksanaan OKD tak terbatas pada upaya ketika terjadi kebakaran saja. Tetapi saat terjadi kerumuman juga di SPBU, petugas sudah bisa membuat alur atau jalur yang mesti dilalui oleh konsumen.
“Petugas sudah tahu membuat alur untuk menjauhkan konsumen, misalnya pada saat terjadi kobaran api. Kalau ada korban luka bakar juga sudah bisa memberikan pertolongan pertama hingga ditangani oleh medis,” ungkapnya.
Trias mencontohkan, guna mendukung OKD di SPBU CODO ini, dengan memiliki tiga pulau pompa maka secara keseluruhan setidaknya memiliki 10-12 alat pemadam api dengan ukurannya masing-masing.
“Untuk SPBU itu, standar minimal untuk areal operasionalnya tiap satu pulau pompa satu APAR bobot 9 kg, memiliki minimal 2 alat pemadam beroda. Untuk ruangan kantor, minimal memiliki dua alat pemadam api carbon monoksida dan dua alat pemadam api ringan,” tutupnya.
Pelaksanaan OKD tersebut turut serta melibatkan pihak kepolisian. Pelibatan pihak kepolisian menjadi penting dalam penanggulangan maupun penanganan situasi ketika terjadi kebakaran di SPBU. Selain itu, pihak medis juga merupakan unsur penting yang dapat dikomunikasikan saat keadaan darurat.
“Di luar dari itu, Depot Manokwari turut mendampingi yang membuktikan kalau terjadi kebakaran, SPBU juga wajib menginformasikan PT Pertamina di Manokwari, untuk membantu evakuasi atau sekadar memastikan kondisinya apakah sudah aman,” pungkasnya. (PK-01)