Elisa Auri Serap Aspirasi Warga Distrik Roswar

TELUK WONDAMA, PAPUAKITA.com—Calon bupati Teluk Wondama, Elisa Auri menggelar pertemuan dengan masyarakat di tiga Kampung (Syeiwar, Waprak, dan Yomber), Distrik Roswar.

Pertemuan ini dalam rangka kampanyekan visi misi pasangan Elisa Auri-Ferry Auparai yang akan mengikuti pilkada kabupaten Teluk Wondama Tahun 2020.

Banyak aspirasi yang diserap dari masyarakat setempat, seperti soal bantuan nelayan, soal pendidikan dan kesehatan, serta penerimaan CPNS. Warga menyampikan keluh kesahnya kepada calon pemimimpin mereka.

Salah seorang warga, Demianus Sikung menuturkan, distrik Roswar terkenal denan kekayaan sumber daya laut, tetapi sumber daya tersebut belum terkelola dengan baik sehingga tidak mberikan dampak peningkatan ekonomi warga.

“Bantuan-bantuan nelayan, seperti motor tempel dan bantuan lainnya hanya terapung di Teluk Wondama, kami kesal. Masyarakat Roswar adalah masyarakat nelayan. Tetapi bantuan nelayan tidak diterima. Kami minta pasangan A2 perhatikan permasalahan ini,” tukas Demianus.

Mewakili pemuda kampung Yomber dan Syeiwar, Thomas Sikung mengungkapkan, anak-anak asal Roswar yang menempuh pendidikan di Kota Wasior sangat terbebani dengna biaya pendidikan.

“Anak sekolah asal Yomber dan Syeiwar butuh asrama supaya mereka bisa sekolah di kota dengan tenang. Rumah tinggal bagi guru-guru yang bertugas di kampung harus disiapkan. Masih ada guru yang mengajar di kampung terpaksa menumpang tinggal di rumah warga,” ujar Thomas.

Mendengarkan aspirasi masyarakat, Elisa Auri menyatakan komitmennya kelak ketika dipercayakan oleh masyaraka untuk memimpin kabupaten Teluk Wondama.

“Apa yang disampaikan, kami berdua akan berusaha supaya bisa menjawab itu. Tuhan sayang Auri-Auparay, bisa terpilih tanggal 9 Desember 2020 sebagai bupati dan wakil bupati yang akan mempimpin Wondama ke depan,” tutur Auri.

Dalam pemaparannya, Auri menambahkan, perlu ada sistem pengelolaan hasil tangkapan nelayanan di Pulau Roswar. Itu bisa dimulai dengan mendirikan koperasi.

Auri juga berkomitmen menambah dana 30% ke kampung-kampung dan dikelola oleh aparat kampung melalui sistem swakelola. Dengan demikian, program dan kegiatan di kampung melibatkan masyarakat sehingga lebih partisipatif.

“Asrama untuk anak-anak kampung Syeiwar dan Yomber yang mau sekolah di kota, dan biaya sekolah dibebaskan. Biaya ini diambil dari dana otonomi khusus, karena dana otsus diperintukkan untuk Pendidikan, Kesehatan, dan perekonomian,” tutupnya. (ADV)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *