JAKARTA, PAPUAKITA.com—Pemerintah Provinsi Papua Barat mendapat bantuan senilai Rp500 juta, untuk penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem. Bantuan itu berasal dari Govo Charity Golf.
“Berkat partisipasi yang sangat positif kita dapat menyelenggarakan turnamen ini dan membantu program kemanusiaan di daerah provinsi Papua Barat untuk penurunan stunting dan penanganan kemiskinan ekstrem,” jelas Ketua Panitia Govo Charity Golf Zulfarshah, melalui keterangan resminya, Ahad (8/10/2023)
Penyelengaraan charity golf tournament ini, menurut Zulfarzah, bertujuan membantu pemerintah provinsi Papua Barat dalam menangani stunting dan kemiskinan ekstrem.
Zulfarshah mengatakan, GOVO merupakan kepanjangan dari olahraga golf dan voly. Di dalamnya terdapat mantan-mantan atlit yang sudah melegenda, salah satunya adalah Pj Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw.
“Turnamen ini merupakan ajang silahturahim antarrekna Gofer seluruh Nusantara,” katanya.
Zulfarshah menambahkan bantuan tersebut kiranya dapat bermanfaat untuk membantu pemerintah provinsi Papua Barat. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh sponsorship yang sudah berpartisipasi menyukseskan turnamen tersebut.
“Ada 22 sponsorship yang membantu menyukseskan kegiatan ini, semoga apa yang diberikan dapat bermanfaat bagi masyarakat,” ucapnya.
Sementara itu Pj Gubernur Papua Barat Komjen (Purn) Drs. Paulus Waterpauw., M.Si mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama pihak penyelenggaraan dan sponsorship.
Dalam kesempatan yang sama, Paulus Waterpauw menyebutkan turnamen Govo Charity Golf ini sangat istimewa.
Turnamen ini digelar dalam rangka gerakan amal, untuk membantu penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem. Juga menjadi ajang menjaga tali silahturahim rekan-rekan dari pulau Jawa sampai ke pulau Papua.
“Tepat untuk menyambung silahturahim dengan para rekan[1]rekan golfer yang sudah lama tidak saling bertemu,” tambah Waterpauw.
Permasalahan stunting, lanjut Waterpauw, mempunyai dampak sangat merugikan baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi produktivitas ekonomi dan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
“Ini (stunting) masalah serius yang harus semua pihak berperan penting, bukan hanya pemerintah saja,” tegasnya.
Gubernur Waterpauw menyebutkan, data status survei gizi indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Papua Barat dan Papua Barat Daya mencapai 30%.
Sampai saat ini berdasarkan data elektronik pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat (EPPGBM) persemester i 2023 (30 juni 2023) prevelensi papua barat di angka 13.93%.
“Pada tahun 2024, berdasarkan instruksi presiden menetapkan target prevelansi stunting 14%, maka kami optimis dapat mencapai angka ini bahkan bisa lebih rendah dari 14%,” tutupnya. (*/PK-01)