Mercy: Pembinaan dan Sinergitas Penting untuk Pelayanan SAR yang Berkualitas

MANOKWARI, Papuakita.com – Pembinaan terhadap potensi SAR terus dilakukan Kantor Pertolongan dan Pencarian (SAR) Manokwari. Upaya itu diejawantahkan melalui pelatihan water rescue (teknik penyelamatan di air) bagi para potensi SAR di daerah ini.

Kepala Kantor SAR, George Leo Mercy Randang mengatakan, pelahikan water rescue dilakukan supaya potensi SAR yang ada selalu siap ketika dihadapkan dengan kondisi-kondisi yang membahayakan jiwa manusia.

“Dengan terjalin hubungan dengan potensi SAR, kita mesinergisitas potensi yang ada, sehingga kita akan sama-sama banyak memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama masyarakat yang tertimpa bencana atau pun kecelakaan. Ilmu yang akan diberikan oleh basarnas kali ini adalah tekniknya di perairan,” kata Mercy usai membuka pelatihan water rescue, Senin (29/10/2018).

Pelatihan ini diikuti potensi SAR terdiri atas, mahasiswa, LSM, masyarakat potensi SAR, TNI, Polri, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Bea Cukai dan beberapa elemen lainnya, dengan total perserta 40 orang.

Mercy menjelaskan, pelatihan ini untuk menyamakan persepsi bagi potensi SAR. Dengan demikian, minimal teknik menolong, cara mengangkat korban, bagaimana memberikan medical first responder (MFR), dan hidup dasar, minimal dapat diketahui.

“Tentunya basik ini sengaja kami berikan kepada masyarakat dengan tentunya bekerja sama dengan isntansi-instansi terkait. Tidak perlu tunggu basarnas, kalau memang potensi SAR lain berada di paling depan alangkah lebih baik. Karena lebih cepat menolong akan lebih baik,” ujar dia.

Pelatihan teknik menolong di air juga diisi dengan teori tentang medical first responder/MFR (pertolongan pertama kali tiba di lokasi kejadian). Ia mengatakan, MFR menjadi penting karena bisa diaplikasikan saat terjadi suatu kecelakaan baik di air maupun darat.

“Pelatihan ini dalam rangka pembinaan potensi SAR dan harus dilakukan sesuai perkembangan ilmu terbaru yang ada. Mitra basarnas ini semua kalangan,” tuturnya.

Dalam sambutan tertulis Direktur Binapotensi Basarnas Pusat, Marsekal Pertama (TNI) F. Indra Jaya yang dibacakan George Leo Mercy Randang, mengatakan kemampuan dalam menangani musibah dan bencana merupakan hasil kerjasama dan sinergitas antara Basarnas dengan instansi/organisasi berpotensi SAR.

Oleh karena itu, sinergitas harus senantiasa dipupuk dan ditingkatkan agar dapat melaksanakan tugas pelayanan SAR yang berkualitas. Salah satu kegiatan untuk meningkatkan kemampuan adalah mengikuti pelatihan.

“Dengan mengikuti pelatihan, maka keterampilan dan kemampuan personil SAR senantiasa diasah dan ditlngkatkan sehingga dapat melayani masyarakat yang memerlukan bantuan dengan lebih professional,” ucapnya.

Dikatakan, basarnas mempunyai tugas pokok mengordinasikan, membina dan mengarahkan serta mengendalikan potensi SAR dalam melaksanakan kegiatan pencarian dan pertolongan.

Di mana salah satu tugas pokok basarnas, yaitu membina para potensi pencarian dan pertolongan khususnya yang ada di Papua Barat.

“Dengan harapan setelah selesai melaksanakan pelatihan peserta dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan serta kompetensi dibidang teknlk-teknik water rescue untuk mengantisipasi dan menangani terjadinya musibah atau bencana alam,” ungkap Marsekal Pertama Indra Jaya.

Pelatihan teknik water rescue diikuti sebanyak 40 peserta berlangsung pada 29 Oktober hingga 3 November 2018. Adapun metode pelatihan, yakni materi kelas, aplikasi lapangan, pembinaan fisik, dan simulasi. Peserta yang dinyatakan lulus akan mendapat sertifikat kompetensi. (RBM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *