HPI dan MPP Cleaning Beach Pantai Petrus Kafiar

MANOKWARI, PAPUAKITA.COM – Dalam rangka menyambut perayaan HUT Pekabaran Injil ke-164 tanggal 5 Februari 2019, DPD HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) Provinsi Papua Barat bersama Mahasiswa Peduli Pariwisata (MPP) dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Oridek melakukan kegiatan bersih pantai (Cleaning Beach) di Pantai Petrus Kafiar.

Ketua DPD HPI Papua Barat Mathias Rumbruren mengatakan, cleaning beach bertujuan untuk menyiapkan berbagai potensi wisata pada momentum HUT PI di Manokwari khususnya di pantai Petrus Kafiar yang ada di Distrik Manokwari Utara.

Ketua DPD HPI Matias Rumbruren dan Sekretarisnya Alfa Ahoren. Dok. DPD HPI P

“Sebagai salah satu spot wisata yang sudah terkenal di kalangan pecinta wisata, pantai Petrus Kafiar diprediksi bakal menjadi salah satu spot wisata yang akan dikunjungi oleh para tamu HUT PI yang akan datang dari berbagai wilayah di sekitar Manokwari,” kata Rumbruren melalui keterangan tertulisnya kepada papuakita.com, Jumat (1/2/2019).

Oleh sebab itu, kata Rumbruren, HPI bersama MPP dan Pokdarwis Oriderk merasa perlu untuk menata dan menyiapkan kembali spot wisata ini.

“Peran organisasi kepariwisataan, seperti HPI adalah turut mengembangkan potensi wisata yang ada sambil terus memberdayakan masyarakat setempat agar memperoleh keuntungan ekonomi langsung dari sektor pariwisat,” ujarnya.

Mahasiswa Peduli Pariwisata Manokwari
Pembina Mahasiswa Peduli Pariwisata, Yansen Saragih (paling kanan). Dok. DPD HPI

Pembina MPP Yansen Saragih mengatakan, perlunya perhatian pemerintah daerah untuk terus membina dan mendampingi kelompok-kelompok pengelola pariwisata, seperti Pokdarwis Oridek dan komunitas-komunitas peduli pariwisata yang ada.

“Kunjungan para wisatawan ke berbagai spot wisata di Manokwari, termasuk pantai Petrus Kafiar telah memberikan dampak ekonomi yang signifikan, hal ini bisa dilihat misalnya dari pertambahan pendapatan dari masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan pantai ini,” kata Saragih.

Saragih menambahkan, pantai Petrus Kafiar yang dulunya tidak mempunyai nilai ekonomi, namun sekarang warga yang terlibat dalam Pokdarwis bisa mendapat uang dari hasil penjualan, karcis, dan penyewaan-penyewaan bantal berenang, serta hammock dan lainnya. (*/RBM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *