AMBON, PAPUAKITA.com—PT Pertamina Regional Papua Maluku melalui CSR PT Pertamina DPPU Pattimura melalui pendampingan program Pertamina Cerdas yang diwujudkan dalam bentuk pendampingan Rumah Pintar di wilayah operasi perusahaan memiliki banyak program kerja.
Salah satu program kerja Rumah Pintar dampingan tersebut adalah program literasi budaya. Tahun 2020 ini, terdapat dua dampingan Rumah Pintar yang letaknya berada di Negeri Laha, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon dan Negeri Hatu, Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten. Maluku Tengah. Kedua negeri tersebut merupakan negeri adat yang ada di Provinsi Maluku.
“Kami dari Pertamina memiliki komitmen untuk turut andil di tengah masyarakat untuk merawat budaya sebagai warisan anak cucu. Selain itu Festival seperti ini diharapkan dapat terus digelar secara berkesinambungan dengan dukungan penuh dari berbagai pihak khususnya pemerintah negeri sendiri, disertai evaluasi untuk meningkatkan kualitas dan daya tarik pergelaran,”
Ungkap Edi Mangun selaku Manager Communication Relations dan CSR Pertamina Regional Papua Maluku melalui siaran pers yang diterima, Senin (14/12/2020).
Pertamina menyatakan komitmen turut andil mencerdaskan dan mengedukasi masyarakat melalui Rumah Pintar. Maka dari itu, salah satu implementasi nyata edukasi literasi budaya kepada masyarakat dilakukan melalui inisiasi Festival Budaya yang menjadi turunan program di Rumah Pintar. Pendampingan Rumah Pintar sendiri juga baru memasuki tahun pertama.
Festival yang bertajuk Simfoni Budaya Negeri 2020 dengan tema “Wei Matang Yateru Jadi Saita” diikuti oleh tiga negeri yang terdiri dari Negeri Laha, Negeri Hatu, dan Negeri Amahusu. Festival ini merupakan gabungan event acara dari Rumah Pintar Laha dan Rumah Pintar Hatu, dengan tuan rumahnya adalah Negeri Laha.
Adapun Negeri Amahusu merupakan adik dari Negeri Laha, atau di Maluku sendiri dinamakan gandong. Provinsi Maluku memiliki kekhasan negeri adat seperti berjuluk “negeri gandong” , yang mana ada negeri yang menjadi kakak dan negeri yang menjadi adik. Setiap ada kegiatan adat dua negeri ini saling terlibat satu sama lain.
Karena diikuti oleh 3 negeri, maka “Wei Matang Yateru Jadi Saita” dipilih menjadi tema festival, yang mana memiliki arti 3 sumber mata air (wai hatalae, wae tahuila, wai lawa) yang dalam bahasa Laha diartikan sebagai simbol sumber air kehidupan yang mejadi satu sebagai simbol bersatu membangun negeri. Sehingga 3 mata air tersebut mampu menyatukan negeri- negeri.
Di festival ini, para tamu undangan disambut dengan tarian khas dari Negeri Laha yaitu, Kabata. Selain itu, prosesi tambahan berupa pengalungan kain songket kepada Operation Head DPPU Pattimura. Acara dibuka langsung Tengku Nazwar Kusyamsyah selaku Operation Head DPPU Pattimura ditandai dengan pemukulan tifa.
Rangkaian acara dimulai dengan menampilkan beragam tarian adat khas dari Negeri Laha dan tarian-tarian adat Maluku pada umumnya, mulai dari tari Parisi, Kolaborasi tari gandong Negeri Laha dan Negeri Amahusu, Tari Katreji, Tari Orlape, Tari Tifa.
Pertunjukan seni lainnya adalah permainan alat music tradisional “totobuang”, penampilan kelompok music dari Negeri Hatu, dan pembacaan puisi Maluku. Selain itu, adapula penampilan perlombaan pantu berbalas dengan dialeg Maluku, juga lomba hadrat, yang mana peserta lomba adalah perwakilan dari dusun-dusun yang ada di Negeri Laha.
Terdapat berbagai stakeholder yang diundang dan dilibatkan dalam acara ini, seperi dari Balai Bahasa Provinsi Maluku, Balai Pelestari Nilai Budaya Provinsi Maluku, Dinas Provinsi dan Kearsipan Provinsi Maluku.
Beragam pertunjukan seni dan perlombaan yang menjadi bagian dari rangkaian acara, sekaligus dilakukan pula peresmian Sanggar Seni Negeri Laha bernama Waisanoho yang dibentuk dari hasil pendampingan CSR DPPU Pattimura melalui SK yang diterbitkan oleh Pemerintah Negeri Laha.
Ketua Sanggar, Dila mengatakan, festival ini sangat bagus untuk generasi muda Maluku khususnya Negeri Laha, supaya budaya-budaya Negeri Laha dapat diangkat di Kota Ambon dan Provinsi Maluku.
“Saya juga merasa senang sekali dengan dampingan PT Pertamina DPPU Pattimura akhirnya bisa terbentuk sanggar seni sehingga saya akan bertanggungjawab membina generasi Negeri Laha untuk bisa melestarikan seni budaya yang ada
Saya berharap kedepannya sanggar kami bisa mengikuti beragam event budaya yang ada dan bisa menampilkan yang terbaik juga mampu berprestasi,” ujarnya.
Perwakilan Negeri Laha menyampaikan, “Pemerintah Negeri Laha mengapresiasi sebesar-besarnya kepada PT Pertamina DPPU Pattimura yang telah berupaya semaksimal mungkin memberikan dampingan kepada masyarakat Negeri Laha utamanya penyelenggaraan festival hari ini.
Kegiatan tersebut memberikan warna tersendiri kepada 3 negeri yang berpartisipasi pada acara ini. Dengan momentum ini Pemerintah Negeri juga akan berkoordinasi dengan Raja Laha agar festival ini dapat terselenggara setiap tahun sebagai identitas Negeri Laha sebagai negeri adat.” (*/ARF)