Satu Juta Bank Sampah dukung kebersihan tempat wisata di Manokwari

MANOKWARI, PAPUAKITA.comDinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Manokwari mengajak, masyarakat ikut mendukung Program Satu Juta Bank Sampah. Program ini sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan tempat wisata bebas dari sampah khusunya sampah plastik.

Hal itu diutarakan Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran, Pengelolaan Keanekaragaman hayati dan Pengaduan Lingkungan, Yohanes Ada Lebang mewakili Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan, Yonadap Sraun, Ahad (29/8/2021).

Kata Lebang, selain program satu juta bank sampah, untuk menangani sampah plastik yang tersebar di pesisir pantai, masyarakat juga diajak terlibat aktif dalam aksi Hari Gerakan Pilah Sampah Nasional yang akan dilaksanakan pada tanggal 18 September mendatang.

“Hari Gerakan Nasional Pilah Sampah dari rumah yang akan dibeli baik oleh Koperasi Produsen Pengelola Sampah manokwari atau Bank Sampah Unit UKM Pramuka Unipa maupun Bank Sampah Induk DLHP kabupaten Manokwari, serta orang perorangan lembaga. Atau juga sebagai donator nantinya agar dapat mewujudkan tempat wisata yang bersih dari sampah khususnya sampah plastik (botol),” ujar Lebang.

Saat ini yang harus dilakukan warga, menurut Lebang, adalah mengubah perilaku dengan kebiasaan membakar sampah dan membuang sampah di sembarangan tempat.

“Lakukan pemilahan dan pengurangan penggunaan sampah plastik untuk sampah anorganik serta pengelolaan daur ulang baik anorganik maupun organik serta pengelolaan limbah cair domestik dengan menghadirkan bank sampah. Sehingga menggurangi jumlah timbulan sampah pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sampah saat ini sudah bernilai ekonomi untuk menambah ekonomi keluarga,” tutur Lebang.

Lebang menegaskan, membuat tempat wisata dikunjungi yaitu bebas sampah dan kenyamanan pengunjung dalam memberikan jasa lingkungan. “Ketika tempat itu bersih orang akan senang dan tertarik untuk mengunjungi tempat tersebut,” ujarnya lagi.

Lebang menambahkan, menghadirkan tempat wisata di daerah pesisir pantai di Manokwari cukup tinggi. Tetapi sampah justru tersebar dimana-mana, di perairan laut. Maka persoalan ini menjadi masalah bersama untuk menanganinya.

“Selain sampah saat ini adalah menjadi berkah dan sangat lama terurai. Tata kelola yang bertanggung jawab dan bijak oleh orang-perorang menjadi penting. Sesuai dengan data WHO, sampah yang dihasilkan setiap hari sebanyak 0,68/kg/orang,” tutupnya. (ARF)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *