Ilustrasi penembakan. Foto : Istimewa

LMA Sesalkan Penembakan Kembali Terjadi di Papua Barat

Diposting pada

MANOKWARI, PAPUAKITA.COM – Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Provinsi Papua Barat, Maurid Saiba menyesalkan insiden penembakan kembali terjadi dan merenggut nyawa warga di Kabupaten Manokwari.

“Sebagai manusia kita tidak bisa mengetahui kapan peristiwa itu bisa terjadi. Sebagai pemuda Arfak dan Ketua LMA saya menyampaikan turut berduka cita kepada keluarga yang tertimpa musibah. Saya sangat menyesalkan penembakan kembali terjadi di Papua Barat,” kata Maurid Saiba, Senin (4/3/2019).

LMA Papua Barat
Ketua LMA Provinsi Papua Barat Maurids Saiba. Foto : RBM

Diketahui, insiden penembakan terjadi di ruas Jalan Reremi dan menewaskan salah seorang warga (SD) pada Sabtu (2/3/2019) lalu. Penembakan itu dilakukan oleh oknum Brimob yang dilatarbelakangi percekcokan antara pelaku dan korban.

Di mana, disebutkan korban sempat melukai pelaku dengan senjata tajam. Meski diperingatkan namun korban tak mengindahkannya karena diduga dalam pengaruh minuman keras, naas korban terkena tembakan dan tewas ditempat.

Maurid Saiba meminta kepada kapolda Papua Barat, agar peristiwa penembakan ini harus disikapi dengan tegas sesuai aturan yang berlaku. Sehingga menjadi jaminan bagi semua pihak termasuk keluarga korban dan pelaku.

“Kejadian seperti ini sudah sering disampaikan agar jangan terjadi lagi. Ini bukan soal imbauan, kita harus bisa buat pihak korban bisa tenang dan menerima peristiwa ini. Kita inginkan bersama adalah solusi terbaik atas kejadian penembakan ini diselesaikan dengan baik. Baik secara adat maupun proses hukum,” tuturnya.

Ditegaskan Maurid Saiba, menjamin serta menjaga situasi kamtibmas tetap kondusif di Papua Barat menjadi tanggung jawab semua komponen masyarakat. Dengan demikian, bukan tanggung jawab gubernur dan kapolda ataupun komponen lainnya.

“Dalam hal ini semua tokoh-tokoh terlibat dalam memperhatikan Papua Barat secara keseluruhan. “Kita juga imbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan percayakan peristiwa ini sepenuhnya melalui proses hukum. Negara kita adalah negara hukum. Pelaku harus dihukum sesuai dengan aturan,” ucapnya.

Melakukan pendekatan persuasif, lanjut Maurid Saiba, perlu dikedepankan oleh pihak kepolisian kepada keluarga korban. Ia juga mengingatkan, pihak luar agar tidak memanfaatkan insiden penembakan ini untuk membuat situasi semakin keruh. Sebab bisa mengurangi kepercayaan pemerintah pusat terhadap eksistensi provinsi Papua Barat.

“Kondisi ini harus jadi perhatian bagi aparat keamanan. Suku besar Arfak itu baik. Dan sampai saat ini aman-aman saja. Tidak pernah mau diprovokasi untuk hal-hal yang salah, mereka mempertahankan diri sendiri di tanah kelahirannya. Tidak pernah mengganggu habitat kelompok yang lain atau orang lain punya keamanan,” ujarnya.

Maurid Saiba menambahkan, miras marak beredar di tengah-tengah masyarakat di kabupaten Manokwari, dan kondisi ini harus menjadi perhatian aparat penegak hukum.

“Kalau memang insiden penembakan ini dipicu oleh minuman keras, saya minta aparat basmi semua pemasok miras termasuk yang melindungi sampai miras itu ada di Manokwari. Siapa itu? Sampai miras bisa ada. Kita tegaskan ini supaya jangan kita saling menyalahkan,” tutupnya. (RBM)