Sejumlah Warga Manggupi Dilaporkan Mulai Terserang Penyakit

MANOKWARI, PAPUAKITA.com—Masa tanggap darurat telah dinyatakan ditutup, Sabtu (4/1/2020), pascabanjir yang merendam puluhan rumah di Kampung Aurmios, Distrik Masni, dan Kampung Manggupi, Distrik Sidey, Jumat (27/12/2019) lalu.

Meski demikian, dilaporkan sejumlah warga di kampung Manggupi mulai terserang penyakit. Selain itu, warga dari dua kampung tersebut sudah kembali ke rumah masing-masing.

“Kemarin sore, kami terakhir ke sana (Kampung Manggupi, red) untuk menyerahkan 40 karton air mineral dan air bersih, karena mereka mengeluhkan kebutuhan itu. Dan pada saat itu ada juga disampaikan warga setempat yang ada di tenda-tenda tersebut bahwa anak-anak ada yang mulai terserang diare,” kata Koordinator Coorporate Social Resposibility (CSR) PT MPHS-TCG, Andreas Oldry Tunay, Sabtu petang.

“Termasuk satu kepala suku yang melaporkan bahwa dirinya dan cucunya sakit, kena malaria dan diare juga,” sambung Andre.

Manajemen PT Medco mengupayakan pengobatan kepada warga yang terserang penyakit tersebut, dengan mekanisme pengobatan menjemput langsung warga dari tempat tinggalnya untuk diobati di klinik perusahaan.

“Kami berdiskusi dengan pimpinan kami, kami juga bersedia melakukan pengobatan dengan mekanismenya kami jemput. Hari ini rencana jemput satu pasien untuk dibawa ke klinik kami untuk diobati, karena jaraknya juga tidak terlalu jauh. Rencana kami akan jemput banyak pada hari Senin,” ujarnya.

Banjir yang terjadi juga berdampak ke kampung Warikon. Meski demikian, posko tanggap darurat bencana ada di kampung Manggupi. Andre mengaku, manajemen perusahaan sangat sigap untuk membantu terutama air bersih ketika masyarakat membutuhkannya.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Manokwari, Yohanes Jaftoran saat dikonfirmasi ihwal keluhan penyakit yang mulai menyerang warga, membenarkan kondisi tersebut.

“Iya, saya baru dapat info dari Pak Babinsa , anak kepala suku yang diare. Mobil ambulance milik PT Medco sudah bawah ke puskesmas (klinik perusahaan),” tulis Jaftoran melalui pesan whatsapp.

Sebelumnya, Jaftoran sempat memberikan klarifikasi bahwa tidak ada warga yang terserang diare. Hal itu berdasarkan hasil akhir setelah ia dan timnya meninggalkan lokasi distrik Masni dan Sidey di hari yang sama.

Menyoal rencana tindak lanjut pascabanjir, Jaftoran mengatakan, akan dirapatkan dengan instansi terkait yang dipimpin Sekretaris Daerah. “Untuk jelas pasti drainase dan talud harus diperbaiki segera,” tutupnya.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (DarLog), Septer Prawar menambahkan, warga yang menempati tenda pengungsian sudah dikembalikan ke rumah masing-masing. Meski demikian, ia mengimbau agar tetap waspada dan tetap memperhatikan kondisi lingkungan di sekitar tempat tinggal.

“Iya. Kami imbau agar mereka tetap waspada bila turun hujan deras atau cuaca ekstrem, kalau ada tanda-tanda banjir besar agar evakuasi segera lakukan evakuasi mandiri saja. Warga Evakuasi di balai kampung, eks posko karena tempatnya agak tinggi dan aman,” pesan Prawar.

Sebelumnya, dilaporkan sebanyak 107 warga yang berasal dari Distrik Masni dan Sidey, terpaksa diungsikan ke daerah yang lebih aman akibat banjir yang dipicu luapan Sungai Waramui. Curah hujan tinggi yang terjadi di dua wilayah tersebut juga memicu tanah longsor.

Material banjir berupa tanah bercampur bebatuan dan gelondongan kayu sempat membuat akses transprotasi terputus dan menutup seluruh akses jalan di dua kampung, termasuk memutuskan fasilitas air bersih yang ada. (ARF)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *