Dominggus Mandacan: Vaksinasi Covid-19, Momentum Meningkatkan Kepercayaan Masyarakat

MANOKWARI, PAPUAKITA.comPencanangan vaksinasi Covid-19 adalah momentum meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap keamanan dan kehalalan vaksin—itu masih menuai pro dan kontra hingga kini.

“Momentum ini diharapkan bisa meningkatkan kepercayaan publik akan keamanan dan kehalalal vaksin yang selama ini menjadi keraguan di masyarakat,” kata Gubernur Dominggus Mandacan ketika melaunchig vaksinasi Covid-19 di Provinsi Papua Barat, Kamis (14/1/2021).

Panglima Komandan Daerah Militer XVIII Kasuari, Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa saat menerima suntikan vaksin Covid-19. Foto : ARI

Kegiatan vaksinasi ini dipusatkan di Rumah Sakit Provinsi. Dalam kesempatan perdana sedikitnya 15 tokoh yang terdiri atas perwakilan forkopimda Papua Barat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat menerima suntikan vaksin.

“Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada 15 tokoh. Dari unsur forkopimda mewakili Pangdam XVIII Kasuari dan Wakajati Papua Barat,” tutur gubernur.

Gubernur Dominggus Mandacan tidak divaksin. Hal itu dikarenakan telah berusia di atas 60 tahun. Itu sesuai dengan ketentuan, salah satu yang tidak bisa divaksin adalah usia tersebut.

“Yang bisa divaksin adalah umur 18-59 tahun,” ujar gubernur.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Harian Satgas Covid-19, Derek Ampnir mengatakan, vaksinasi Covid-19 adalah upaya memberikan perlindungan bagi masyarakat di Provinsi Papua Barat.

“Ini sesuai arahan, perintah dan petunjuk presiden. Pencanangan vaksin di tingkat provinsi Papua Barat dimulai pada 14 Januari 2021. Dan akan dilanjutkan di tingkat kabupaten dan kota, yang akan dimulai dari Kota Sorong pada 15 Januari besok,” kata Ampnir.

Jumlah vaksin yang didistribusikan ke Papua Barat pada tahap pertama, lanjut Ampnir, sebanyak 7.160 (vial). Dengan pembagian, untuk kota Sorong 1.280, untuk kabupaten Manokwari 2.600, dan Manokwari Selatan 368.

“Adapun sasaran vaksinasi Covid-19 di provinsi Papua Barat, yakni tenaga kesehatan, pekerja publik dan masyarakat rentan di daerah dengan resiko penularan tinggi,” tutup Ampnir. (ARI)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *