Pemkab Manokwari salurkan bantuan 25 ton beras kepada mahasiswa

MANOKWARI, PAPUAKITA.com—Sebanyak 25 ton beras disalurkan kepada mahasiswa dan pelajar asal Kabupaten Manokwari. Tercatat, bantuan beras ini diterima oleh para mahasiswa dan pelajar yang tersebar di 27 asrama, baik di dalam daerah maupun luar daerah.

Kepala Dinas Sosial Muhammad Mansur mengatakan, bantuan beras merupakan program pemerintah kabupaten dan sudah berjalan sejak 3 tahun lalu. Dengan alokasi bantuan disesuaikan dengan jumlah penghuni di masing-masing asrama.

“Alokasi bantuan disesuaikan dengan kecukupan anggaran yang tersedia. Tahun lalu, bantuan diberikan berupa beras dan mie instan. Tahun ini ada pemangkasan sehingga ada pengurangan. Bantuan ini kolektif per asrama, bukan per orang,” jelas Mansur usai acara penyaluran beras secara simbolis yang dipusatkan di Kampus STT Eriksontrit Manokari, Senin (15/11/2021)

Bantuan beras yang disalurkan di Kampus STT Erikson Trit, menurut Mansur, jumlahnya paling banyak mencapai 2 ton dengan rincian untuk penghuni asrama putra dan asrama putri masing-masing satu ton.

“Bantuan serupa juga disalurkan kepada mahasiswa yang berada di asrama Sekolah Alkitab, asrama Mansinam, asrama SMA Vilanova, bantuan untuk SPGJ. Selain itu, bantuan juga disdistribusikan kepada mahasiswa asal Manokwari yang menghuni asrama-asrama di luar Manokwari, seperti di Jayapura, Sorong, Manado, Surabaya, Malang, Jakarta, Bandung, dan Jogjakarta. Keseluruhan ada 27 asrama,” ujarnya.

Mansur menambahka, bantuan yang disalurkan oleh pemerintah daerah, diharapkan bisa meringankan beban mahasiswa. Juga mendukung mahasiswa bisa berprestasi dan menyelesaikan studi tepat waktu.

“Bantuan serupa sudah disalurkan beberapa waktu lalu, kepada pesantren Darussalam dan Salafiah di SP 3, Prafi, serta pesantren Hidayatullah, Andai. Jumlahnya disesuaikan dengan jumlah santri atau mahasiswa,” jelas Mansur lagi.

Bupati Hermus Indou dalam kesempatan yang sama, menekankan efektivitas pembangunan di daerah tidak hanya ditentukan oleh satu stakeholder (pemerintah daerah). Beban dan tugas pemerintah daerah, sangat luas. Sehingga pemerintah membutuhkan stakeholder lain supaya akselerasi program dan pembangunan bisa berjalan.

“Institusi STT Eriksontrit adalah salah satu stakeholder pembangunan di kabupaten Manokwari yang sudah berkontribusi positif bagi peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas untuk pembangunan masa depan daerah ini,” kata Hermus.

Pemda dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, lanjutnya, ada kebijakan baru dan ada pula kebijakan lama. Dan kebijakan yang ada tetap dievaluasi. Dikatakan, kebijakan lama yang sudah tidak relevan mesti direview dan ganti dengan kebijakan baru.

“Kalau masih relevan tetap dilanjutkan. Saya kira program yang dilaksanakan hari ini yang difasilitasi oleh dinas sosial masih relevan dan sangat dibutuhkan oleh mahasiswa di setiap kampus dan komunitas. Ini sudah diletakkan baik oleh alm. Demas Paulus Mandacan, saya yang sudah diberikan amanah berkewajiban melanjutkan hal-hal positif yang ditinggalkan,” tuturnya.

Hermus menegaskan, bantuan seperti ini sudah lazim dilakukan. Karena, tujuannya hanya satu yakni mengurangi beban hidup dari mahasiswa. Dalam kapasitas sebagai ketua badan pengurus STT Eriksontrit, Hermus berjanji, pemerintah daerah akan tetap memberikan perhatian kepada STT Eriksontrit dalam waktu ke depan.

“Kiranya bantuan ini diterima dengan senang hati, jangan dilihat dari jumlah dan juga besarnya. Tetapi paling penting adalah hati yang diberikan oleh pemda dalam memberikan pelayanan. Saya ingin berpesan, bahwa tidak ada segala sesuatu yang abadi. Hanya Tuhan yang abadi,” pungkasnya. (*/PK-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *